Jauh sebelum masuknya Islam, tradisi perdikan telah berkembang pesat di Jawa, yang mencapai puncaknya pada era Majapahit.
Wilayah perdikan adalah wilayah otonom yang diberikan oleh raja kepada pemimpin spiritual atau kelompok tertentu, sering kali karena kontribusi mereka terhadap kehidupan keagamaan atau pendidikan masyarakat.
Wilayah ini bebas pajak, dan pemimpinnya memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas spiritual dan sosial di wilayah tersebut.
Baca Juga : Wieteke van Dort alias Tante Lien, Penyanyi Geef Mij Maar Nasi Goreng, Meninggal Dunia
Dalam struktur sosial perdikan, anak-anak pemimpin wilayah ini memiliki kedudukan istimewa.
Anak laki-laki sering dipanggil Bagus, yang berarti luhur dan terhormat. Gelar ini menunjukkan penghormatan terhadap status sosial mereka serta harapan besar bahwa ia akan meneruskan tugas spiritual dan sebagai penerus kepemimpinan tanah perdikan.
Sementara, anak perempuan diberi gelar Ni yang memiliki makna mendalam. Ia bukan hanya sekadar gelar, tetapi juga mencerminkan peran perempuan sebagai penjaga harmoni keluarga dan komunitas.
Baca Juga : Kementerian ESDM Temukan Harta Karun Lithium di Bledug Kuwu GroboganKata Kunci : Asal-usul Panggilan Gus, Jejak Tradisi Perdikan dan Sinkretisme Budaya Jawa
Mantan Presiden Jokowi Disebut Masuk Nominasi Tokoh Terkorup Sedunia Versi OCCRP
31 Des 2024, 23:14 WIB
Ohayo
25 Des 2024, 15:57 WIB
Historia
05 Des 2024, 13:12 WIB
Teknologi
06 Des 2024, 14:45 WIB
Ragam
06 Des 2024, 9:03 WIB
English
04 Nov 2024, 23:51 WIB
Nasional
22 Okt 2024, 23:24 WIB
Ohayo
15 Okt 2024, 17:36 WIB
Lifestyle
15 Okt 2024, 17:31 WIB
Kesehatan
25 Sep 2024, 14:38 WIB
Ohayo
23 Sep 2024, 13:53 WIB
Politik
10 Sep 2024, 16:57 WIB
Politik
08 Sep 2024, 15:08 WIB
English
26 Sep 2024, 14:49 WIB
Nasional
02 Sep 2024, 3:34 WIB
Opini
02 Sep 2024, 2:53 WIB
Politik
07 Sep 2024, 1:16 WIB
English
07 Sep 2024, 23:42 WIB
Nasional
03 Sep 2024, 23:42 WIB
Opini
02 Sep 2024, 2:44 WIB
Opini
02 Sep 2024, 1:03 WIB