Semarang, Gojateng.com -- Jika Anda sedang merencanakan perjalanan ke Jepang, salah satu tempat yang wajib ada dalam daftar kunjungan Anda adalah Kastil Osaka (Osakajō). Terletak di kawasan Chūō-ku, Osaka, kastil ini bukan hanya menjadi ikon kota, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Jepang yang penuh liku.

Dengan arsitektur megah dan berbagai cerita menarik di baliknya, Kastil Osaka adalah destinasi yang memikat hati wisatawan lokal maupun mancanegara.

Kastil Osaka mulai dibangun pada tahun 1583 di lokasi yang dulunya merupakan situs Kuil Ishiyama Hongan-ji, sebuah kuil penting yang menjadi pusat perlawanan kelompok Ikkō-ikki. Tokoh di balik pembangunan kastil ini adalah Toyotomi Hideyoshi, seorang samurai yang bercita-cita menciptakan kastil yang lebih megah daripada Kastil Azuchi milik gurunya, Oda Nobunaga. Dengan ambisi besar, Hideyoshi merancang kastil ini sebagai simbol kekuatan dan persatuan di Jepang.

Pembangunan Kastil Osaka berlangsung hingga tahun 1597 dan terus mengalami renovasi untuk memperkuat pertahanan dari serangan musuh. Sayangnya, tidak lama setelah kastil selesai dibangun, Toyotomi Hideyoshi meninggal dunia, dan kepemilikan kastil berpindah ke putranya, Toyotomi Hideyori. Namun, masa kejayaan Klan Toyotomi tidak berlangsung lama. Pada tahun 1615, dalam Pertempuran Musim Panas Osaka, kastil ini dihancurkan oleh pasukan Tokugawa Ieyasu, menandai akhir Klan Toyotomi.

Baca Juga : 10 Daftar Anime Terbaru yang Wajib Ditonton oleh Pecinta Anime di Indonesia

Setelah kehancuran tersebut, Kastil Osaka mengalami beberapa kali rekonstruksi. Renovasi besar terakhir dilakukan pada tahun 1995 dan selesai pada 1997, menjadikan kastil ini sebagai museum modern yang menyimpan berbagai cerita sejarah Jepang.

Daya Tarik Kastil Osaka yang Tidak Boleh Dilewatkan

Berwisata ke Kastil Osaka bukan hanya tentang melihat bangunan kuno, tetapi juga menikmati pengalaman yang beragam. Berikut adalah beberapa daya tarik utama yang wajib Anda eksplorasi:

Baca Juga : Berwisata ke Kuil Fushimi Inari Taisha yang Ikonik dan Sarat Makna