Dilansir dari Reuters, Minggu (3/4), harga nikel dunia per 29 Maret turun 0,6 persen dibandingkan hari sebelumnya, menjadi US$32.520 per ton.
Harga nikel sempat melonjak dari US$29 ribu menjadi US$100 ribu per ton pada pertengahan bulan lalu. Kenaikan harga didorong oleh menurunnya pasokan nikel di London Metal Exchange (LME) yang mencapai 28 persen sepanjang Maret lalu.
Harga nikel juga dipengaruhi oleh invasi Rusia ke Ukraina. Konflik kedua negara menimbulkan kekhawatiran akan tersendatnya pasokan di pasar lantaran Negeri Beruang Merah merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia.
Baca Juga: 16 Rekomendasi Software Kasir Toko Terbaik untuk Sektor Ritel
Serentetan gangguan teknis membuat para pedagang marah dan mengakibatkan penurunan volume menjadi lebih tipis.
Volume harian rata-rata gabungan kontrak berjangka dan opsi nikel LME merosot menjadi 64.952 lot pada Maret. Angka tersebut turun jika dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 90.685 lot, dan 88.342 lot di Januari.
Seorang Top Eksekutif LME mengatakan pihaknya akan mengadakan tinjauan independen terhadap krisis nikel.
Baca Juga: Software Point of Sales Tawarkan Solusi Handal pada Industri RitelKata Kunci : GoJateng adalah media pemberitaan online seputar Jawa Tengah dalam perspektif bisnis, ekonomi, politik, edukasi, kesehatan, sosial, budaya, dan pariwisata